Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia adalah organisasi kemahasiswaan yang didirikan pada
tanggal 9 Februari 1950. Namun Christelijke Studenten Vereeniging op Java (CSV)
yang menjadi cikal bakal GMKI telah ada jauh sebelumnya dan berdiri sejak 28
Desember 1932 di Kaliurang.
Sejarah
Berdirinya
CSV tidak terpisahkan dengan peranan Ir. C.L Van Doorn, seorang ahli kehutanan
yang mempelajari aspek sosial dan ekonomi khususnya ilmu pertanian dan kemudian
memperoleh doktor di bidang ekonomi serta sarjana di bidang teologi.
Dengan
adanya mahasiswa di Indonesia dan bersamaan dengan berdirinya School tot
Opleiding van Indishe Artsen (STOVIA) tahun 1910-1924 di Batavia. Selain itu,
berdiri juga
Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) di Surabaya (1913), Sekolah Teknik di Bandung (1920), Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor (1914) dan Sekolah Hakim Tinggi di Jakarta (1924). Pada tahun 1924 terbentuklah Batavia CSV dan inilah cabang CSV yang pertama.
Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) di Surabaya (1913), Sekolah Teknik di Bandung (1920), Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor (1914) dan Sekolah Hakim Tinggi di Jakarta (1924). Pada tahun 1924 terbentuklah Batavia CSV dan inilah cabang CSV yang pertama.
Kurun
waktu 1925-1927 para mahasiswa di Surabaya yang tergabung dalam Jong Indie
aktif melakukan penelaahan Alkitab. Kelompok ini bersama Batavia CSV mengadakan
Konferensi di Kaliurang pada bulan Desember 1932. Pembicara-pembicara utama
kegiatan tersebut adalah Dr. J. Leimena, Ir. C.L van Doorn dan Dr. Hendrik
Kraemer. Selain itu, beberapa sumber menyebut bahwa Amir Sjarifuddin juga
terlibat dalam CSV op Java. [1] [2]
Jumlah
anggota CSV op Java dalam kurun waktu 1930-an sekitar 90 orang.
Cabang-cabangnya baru ada di kota-kota perguruan tinggi di Jawa (Jakarta,
Bogor, Bandung dan Surabaya). Walaupun kecil dan lemah namun keberadaan CSV op
Java telah berhasil meletakkan dasar bagi pembinaan mahasiswa Kristen yang akan
dilanjutkan GMKI di kemudian hari.
Sejumlah
mahasiswa kedokteran dan hukum di Jakarta memutuskan untuk membentuk suatu
organisasi mahasiswa Kristen. Organisasi itu untuk menggantikan CSV op Java
yang sudah tidak ada. Dalam pertemuan di STT Jakarta tahun 1945, dibentuk
Perhimpunan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKI) dengan maksud keberadaannya
sebagai Pengurus Pusat PMKI. Dengan demikian Dr. J. Leimena dipilih sebagai
Ketua Umum dan Dr. O.E Engelen sebagai Sekretaris Jenderal. Tetapi karena
Leimena sibuk dengan tugas-tugas sebagai Menteri Muda Kesehatan, tugas-tugasnya
diserahkan kepada Dr. Engelen.
Kegiatan-kegiatan
PMKI tidak jauh berbeda dengan CSV op Java dengan Penelahaan Alkitab salah satu
inti kegiatannya. Keanggotaan PMKI sebagian besar adalah mahasiswa yang memihak
pada perjuangan kemerdekaan. Terbentuklah PMKI di Bandung, Bogor, Surabaya dan
Yogyakarta (setelah UGM berdiri) segera menyusul.
Tak
lama setelah PMKI lahir, awal tahun 1946 muncul organisasi baru dengan
menggunakan CSV di Bogor, Bandung dan Surabaya dengan “CSV yang baru” dan tidak
menjadi tandingan PMKI. Kesamaan kedua organisasi ini adalah merealisasikan
persekutuan iman dalam Yesus Kristus dan menjadi saksi Kristus dalam dunia
mahasiswa.
Masuknya
Jepang ke Indonesia mengakhiri eksistensi CSV op Java secara struktural dan
organisatoris. Pemerintah pendudukan Jepang melarang sama semua
kegiatan-kegiatan organisasi yang dibentuk pada zaman Belanda. Secara prakatis
CSV op Java tidak ada lagi sejak tahun 1942. Sepanjang sejarahnya, CSV op Java
dipimpin oleh Ketua Umumnya Dr. J. Leimena (1932-1936) serta Mr. Khouw
(1936-1939). Sedangkan sekretaris (full time) dijalankan Ir. C.L Van Doorn
(1932-1936).
Dengan
berakhirnya pertikaian Indonesia dengan Belanda, tahun 1949 berakhir pula
“pertentangan” antara PMKI dengan CSV baru tersebut. Tanggal 9 Februari 1950 di
kediaman Dr. J. Leimena di Jl. Teuku Umar No. 36 Jakarta, wakil-wakil PMKI dan
CSV baru hadir dalam pertemuan tersebut. Maka lahirlah kesepakatan yang
menyatakan bahwa PMKI dan CSV baru untuk meleburkan diri dalam suatu organisasi
yang dinamakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan mengangkat Dr. J.
Leimena sebagai Ketua Umum hingga diadakan kongres. Pertemuan tersebut
merupakan pertemuan sangat penting dan suatu moment awal perjuangan mahasiswa
Kristen yang tergabung dalam GMKI maka pada kesempatan itu Dr. J. Leimena
menyampaikan pesan penting yang mengatakan:“ "Tindakan
ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat
Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan
dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKImenjadilah suatu pusat sekolah
latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia.
GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft,
persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam
gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan
roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan
Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian
dan Kebangkitan" ”
GMKI
kemudian berkembang dengan berdirinya cabang-cabang GMKI di berbagai wilayah
Indonesia. Dalam transisi kepemimpinan nasional di era Ode Lama, Orde Baru, era
Reformasi dan pada masa kini, GMKI mencoba memainkan perannya sebagai wujud
semangat nasionalisme dan ekumenisme.
Perkembangan
Saat
ini, GMKI memiliki 72 cabang yang tersebar di kota-kota perguruan tinggi di
berbagai provinsi di Indonesia. GMKI merupakan tempat persiapan kader dengan
kompetensi dalam iman, ilmu, kepemimpinan dan kepekaan sosial yang dapat
diaplikasikan dalam tiga medan pelayanannya yakni, gereja, perguruan tinggi dan
masyarakat.
Dalam
melakukan Pelayanannya, GMKI membangun kerjasama dengan beberapa institusi
seperti Gereja, Universitas, LSM, MEDIA, aktif dalam Kelompok Cipayung (GMKI,
GMNI, PMKRI, HMI, PMII) dan FKPI (Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia) dengan
berbagai program kerjasama. GMKI juga berafiliasi dengan Federasi Mahasiswa
Kristen se-Dunia (WSCF) dan saat ini membangun jaringan dengan Perkumpulan
Organisasi Kristen dalam bidang Sosial se-Asia (ACISCA). kljhnd;ashhnjhna
Senior
GMKI
memiliki banyak senior yang telah turut berperan dalam pembangunan Indonesia,
baik itu sebagai politisi, pejabat negara, ataupun teknokrat handal :
Johannes
Leimena, Menteri Kesehatan RI 1945-1966, Wakil Perdana Menteri, Wakil Menteri
Pertama
Ihromi,
pendeta, teolog dan pakar Perjanjian Lama dan bahasa Ibrani Indonesia.
Tapi
Omas Ihromi,antropolog
Bungaran
Saragih, mantan Menteri Pertanian
Maruarar
Sirait, Anggota DPR RI
Alex
Litaay, Anggota DPR RI
Ir.
Ciputra, Pengusaha
Hotasi
Nababan, Direktur Utama Merpati
Hasiholan
Sidabutar, Ketua Ikatan Ahli Teknik Otomotive
Mindo
Sianipar, Anggota DPR RI
W.T.P
Simarmata, mantan Sekjen HKBP
Andreas
Anangguru Yewangoe, Ketua Umum PGI
Panda
Nababan,Politisi Senior PDI-Perjuangan, Anggota DPR RI
Raden
Mas Yohanes Willem Soegianto
Referensi
^
(Indonesia) 100 Tahun Mr Amir Sjarifuddin
^
(Indonesia) Biodata Pejabat Kabinet Menteri - Amir Sjarifuddin